Selasa, 01 November 2011

INVESTASI RUMAH?

Kita seringkali mendengarkan penawaran : “Investasi tempat tinggal menguntungkan di daerah XX, karena harganya/investasinya akan naik 2x lipat, jadi jangan ragu untuk membelinya…”

Memang tidak diragukan bahwa yang namanya harga rumah dan tanah biasanya akan naik dan jarang sekali turun, semua itu dikarenakan berlakunya hukum ekonomi yang namanya supply-demand (penawaran-permintaan).
Tanah (dalam hal ini kita bicara di Jakarta atau mungkin juga di seluruh dunia), adalah sebuah komoditi yang semakin lama semakin langka… Malah satu petak tanah aja kadang dibagi untuk beberapa orang di beberapa lantai hehehe (contohnya di apartemen).
Rumah mungkin kalau kita lihat sepertinya berlimpat terutama dengan banyaknya apartemen yang dibangun. Tapi kalau kita mau lihat kembali dengan jumlah penduduk yang ada maka mungkin masih kurang.
Jadi sesuai dengan hukum penawaran-permintaan maka dikarenakan penawaran yang terbatas dan permintaan yang sangat (sangat) banyak (sekali) maka harga pun akan meningkat/naik (dalam bahasa lain semakin mahal).

Tapi jangan langsung senang dulu… Saya mau mencoba melihat dari sisi yang lain.
Keadaan di atas akan membenarkan penawaran mengenai “investasi” rumah tersebut. Mengapa saya mengatakan “investasi” dikarenakan kita seringkali salah kaprah dalam menjalani atau melakukannya.
Yang kadang terjadi adalah orang/keluarga yang belum mempunyai tempat tinggal tergiur dengan penawaran di atas dikarenakan adanya tagline investasi akan naik 2x lipat (atau malah kadang ada yang menyebutkan lebih)…
Satu lagi orang/keluarga yang sudah mempunyai rumah tinggal menjual rumah tinggalnya dan membeli yang baru dikarenakan penawaran tersebut.

Salahkah keadaan tersebut? Ya tidaklah, hal itu wajar-wajar saja kalau dia mempunyai dana untuk membelinya. Yang saya mau fokuskan adalah jika orang/keluarga tersebut tergiur dengan kata-kata investasi naik 2x lipat.
Di dalam ilmu Akuntansi atau Keuangan ada yang namanya unrealized dan realized gain/profit (dalam bahasa yang lebih enak keuntungan yang belum terealisir dan yang sudah terealisir). Anda mungkin akan bertanya, “Apa hubungannya?”

Mari kita lihat sebagai berikut :
Jika anda membeli rumah dengan harga 1 Milyar, lalu 3 bulan kemudian orang membeli rumah di sebelah anda dengan harga 1,3 Milyar maka anda akan berasumsi bahwa (wah) anda sudah untung 30% (1M naik jadi 1,3M). Yup, anda benar, tapi itu belumlah terealisir karena baru di pikiran dan di kertas orang lain.
Apakah kalau anda menjualnya saat itu lalu keuntungan itu akan jadi milik anda? Belum tentu, karena saat anda mau menjualnya orang yang mau membeli dengan harga 1,3M sudah berkurang satu dan mungkin sudah tidak ada lagi, jadi bisa jadi anda harus menurunkannya dikarenakan rumah anda adalah rumah bekas (second).
Tapi kan di atas di bilang bahwa penawaran akan tanah dan rumah terbatas sedangkan permintaan banyak? Ya, tapi dalam lingkup yang lebih luas… Apakah orang yang membutuhkan rumah/tempat tinggal hanya melihat rumah anda saja? Mereka pasti juga melihat-lihat di tempat lain…

Misalnya cerita berlanjut, dalam waktu satu tahun ternyata anda mendengar-dengar dari broker property bahwa harga pasaran rumah anda 1,75 Milyar (75% kenaikan!!!)… Anda mungkin bisa jungkir balik dan loncat-loncat mendengarnya, tapi coba dipikir kembali bahwa UANG ITU BELUM MENJADI MILIK ANDA. Selama 75% uang itu belum ada di tangan or rekening anda maka semua itu BELUM NYATA. Bangun! Berpikirlah dengan lebih jernih….
Kalaupun anda menjualnya dan mendapatkan 1,75 Milyar tersebut, apakah setelah itu anda bisa membeli rumah/tempat tinggal yang lebih luas dan bagus di lingkungan tersebut? Bisa jadi TIDAK, sehingga anda harus menyingkir dari lingkungan anda dan mencari di daerah yang lebih pinggir…
Lalu anda akan mencoba menghibur diri anda, ah rumah/tempat tinggal kan investasi jangka panjang jadi biarkan saja… Pada saat anda membiarkan maka anda akan dipenuhi dengan berbagai macam kewajiban yang harus anda keluarkan atau bayar, seperti PBB, listrik, pemeliharaan rumah lalu kebun, air, dll
Belum lagi kalau yang lebih rumit lagi diperbandingkan dengan inflasi yang terjadi dan suku bunga deposito or jika anda memasukkan ke dalam investasi lain seperti saham, obligasi atau reksadana.

So what’s the point? Tagline tersebut akan terasa “benar” jika anda memang benar-benar berinvestasi, dalam artian bahwa anda mempunyai dana lebih yang anda belikan rumah/tempat tinggal tersebut, sehingga pada saat harganya naik anda sampai di keputusan jual atau tahan untuk naik lebih tinggi lagi. Setelah anda menjual lalu anda akan mencari penawaran investasi lagi dan begitu seterusnya…
Tagline tersebut "tidak akan terasa" jika rumah tersebut adalah satu-satunya rumah/tempat tinggal anda, memangnya anda mau berpindah-pindah rumah/tempat tinggal karena anda merasa sudah mendapat keuntungan yang cukup?
Keuntungan belum menjadi keuntungan kalau uangnya belum di tangan anda. Be smart!

Richard Adikarta, FINANCE4DUMMY

Menaikkan harga investasi rumah


Saat menjual rumah, harga tanah dan bangunan memang menjadi patokan. Namun keindahan rumah menjadi nilai tambah yang sangat berarti. Mungkin selama ini Anda terpaku pada harga tanah dan bangunan saat ingin menjual rumah. Tapi pernahkah Anda memikirkan bagaimana membuat rumah menjadi lebih cantik sehingga menarik hati calon pembeli?
Memperbaiki dan mempercantik rumah akan membuat calon pembeli akan mudah jatuh hati. Hasilnya, mereka berani mengeluarkan kocek lebih dalam untuk mendapatkan rumah yang membuat mereka jatuh hati. Melakukan perubahan pada rumah sehingga membuatnya menjadi lebih cantik tidak selalu menghabiskan biaya besar. Beberapa cara di bawah ini akan membuat rumah menjadi lebih indah dengan biaya minim.
Bagian Depan
Kesan pertama sangat menentukan ketertarikan seorang calon pembeli. Jika bagian depan rumah sudah mempesona, maka akan dengan mudah mengambil hati mereka untuk membeli rumah Anda. Perhatikan semua bagian depan rumah Anda. Pastikan taman terlihat indah dengan tatanan yang indah dengan bunga yang cantik dan tanpa kehadiran rumput liar. Tidak perlu memanggil tukang kebun untuk membenahinya, melakukannya sendiri akan membuat hasilnya lebih maksimal dan menyenangkan. Jika Anda tidak memiliki taman, maka tambahkanlah bunga segar di dalam pot pada pintu masuk. Hal ini akan menambah keindahan rumah. Jangan lupa untuk mengecat pagar dan pintu masuk bila perlu.
Ruang Lapang
Sebuah ruangan yang lapang akan mempermudah calon pembeli untuk membayangkan apa yang akan mereka letakkan di dalam rumah Anda jika mereka membelinya. Oleh karena itu, singkirkan semua barang-barang yang sudah tidak berguna yang membuat ruangan-ruangan di dalam rumah Anda menjadi terlihat sesak.
Kebersihan
Membersihkan rumah sebelum para calon pembeli melihatnya sangat penting. Dengan kondisi rumah yang bersih, akan membuat mereka berpikir bahwa Anda sangat rajin menjaga rumah. Bersihkan tiap ruangan dari debu dan kotoran. Bila perlu tukar perabot yang sudah rusak untuk memberikan nilai tambah pada rumah.
Cat
Banyak orang yang menyukai warna netral untuk warna interior rumah. Hal ini tentunya akan efektif untuk menarik perhatian calon pembeli. Pilihan warna putih atau krem bsia menjadi solusi untuk mempercantik rumah dan membuatnya terlihat lebih luas.
Udara
Sirkulasi udara yang baik akan membuat para calon pembeli merasa nyaman untuk tinggal. Bersihkan semua jendela di rumah dan biarkan jendela-jendela tersebut terbuka beberapa jam sebelum calon pembeli datang. Dengan begitu sirkulasi udara akan membaik dan membuat rumah Anda menjadi lebih nyaman.
Sumber: Wolipop

Sabtu, 22 Oktober 2011

Tips memilih rumah cluster

Rumah cluster atau biasa dikenal dengan rumah tanpa pagar saat ini banyak diminati oleh orang. Untuk itulah sekarang ini banyak pengembang yang mengembangkan tipe perumahan seperti ini. Rumah cluster adalah rumah yang sistem keamanannya di serahkan secara kolektif dengan mengandalkan 'tembok Berlin' yang mengelilingi blok penghuni. Walaupun penataan dari perumahan cluster ini begitu apik dan tersistem, namun jika tidak dikelola dengan baik oleh pihak perumahannya, bisa-bisa malah mengakibatkan kerugian tersendiri bagi warga penghuni perumahaan cluster tersebut, antara lain:

1. Masalah parkir yang membludak tanpa batasan jumlah kendaraan di depan rumah/pinggir jalan (karena merasa aman oleh 'tembok Berlin'), setiap penghuni dengan seenaknya memarkir 4 atau 5 kendaraannya bahkan kendaraan niaga (truk, engkel,box) masuk semua gratis, yang kadang ada kendaraan niaga tersebut diisi dengan bahan bahan kimia yang bau/mudah meledak. Padahal dengan konsep semula tanpa pagar, anak kecil bisa lari dari halaman rumah menuju ke jalan langsung dan pandangan bisa terhalang (oleh membludaknya parkiran di depan rumah) baik dari arah anak tersebut maupun dari arah pengemudi yang sedang lewat. Hal ini sangat berbahaya jika terjadi kecelakaan.

2. Disamping itu belum adanya peraturan dari Pemerintah (Menteri Perumahan Rakyat) atau pihak Perumahan agar penghuni harus membedakan antara daerah Permukiman khususnya sistem Cluster dan Pergudangan. Kadang hal tersebut dimanfaatkan oleh sebagian penghuni untuk mencampur adukkan 2 konsep tersebut karena mereka bisa melakukan penghematan dengan tidak menyewa Gudang. Kelihatannya ini sepele tapi juga kadang bisa menjadi bibit permusuhan antar tetangga.

3. Kebanyakan konsumen memilih rumah hanya melihat dari bentuk rumah tersebut dan pemandangan sekitar yang indah. Tetapi situasi/sistem keamanan kadang luput dari pengamatan, seperti adanya akses penduduk sekitar yang bisa bebas naik turun memanjat 'tembok Berlin'. Padahal hal tersebut bisa saja malah membahayakan warga perumahan, bukan?

Lantas apa yang harus kita perhatikan agar tidak salah dalam memilih rumah cluster? Berikut tipsnya:

1. Jika ingin membeli rumah, jangan segan untuk mensurvei pada malam hari, ketika 'wajah' sebenarnya lingkungan perumahan tersebut menampakkan keasliannya. Jika perlu hubungi teman atau kerabat di situ untuk menanyakan informasi.

2. Jangan segan menanyakan kepada petugas keamanan tentang kebiasaan/sistem keamanan yang dipakai, perhatikan apakah efektif mulai dari kendaraan kita masuk.

3. Perhatikan perencanaan rumah-rumah yang dibangun oleh pengembang apakah garasi cukup untuk minimal 2 mobil pada setiap rumah? Sehingga semuanya bisa tertib dan sedap dipandang mata.

Semoga tips di atas bisa bermanfaat bagi Anda yang ingin membeli rumah di perumahan cluster.



Sumber: newsgroups.derkeiler.com

Ditulis pada: 08 Jul 2011

Konsep rumah cluster sangat digemari masyarakat kota besar.

Sejumlah perumahan berskala besar melansir cluster rumah menengah.

Sama seperti cluster rumah menengah atas, cluster rumah menengah seharga Rp200 jutaan juga belum banyak dilansir. Tidak semua karena belum dilansir, tapi karena selama ini cluster rumah menengah memang relatif sedikit. Sistem cluster biasanya hanya diterapkan sepenuhnya di perumahan menengah atas berskala cukup luas. Segmen perumahan ini tidak selalu melansir cluster rumah menengah.

Perumahan menengah pun, kalaupun menerapkan sistem cluster, terbatas pada sebagian rumah. Seperti cluster rumah menengah di perumahan menengah atas, harganya pun kebanyakan di atas Rp300 juta. Yang Rp200 jutaan terbatas. Apalagi di bawah Rp200 juta, karena responnya belum tentu bagus. Misalnya, karena konsumen tidak melihat beda yang signifikan dengan rumah di luar cluster.

Atau konsumen merasa rumah dengan sistem cluster tak ada urgensinya, padahal di perumahan menengah harganya jauh lebih mahal dibanding rumah di luar cluster. Itu antara lain dialami rumah dalam cluster di Vila Mutiara Gading 2, Bekasi. “Minat konsumen di sini belum begitu bagus,” kata Sumarwoto, Site Manager perumahan itu.

Berbeda dengan cluster rumah menengah atas yang menawarkan eksklusifitas, cluster rumah menengah benar-benar cluster dalam pengertian, rumah-rumah yang dibangun dalam kelompok-kelompok kecil, yang oleh developer dipagar dengan hanya menyisakan satu pintu masuk/keluar di setiap cluster.

Jadi, jangan bayangkan cluster rumah menengah didesain spesial dengan fasilitas eksklusif, sehingga layak dibahas desain rumah dan lingkungannya. Di perumahan sederhana dan menengah, cluster rumah menengah bahkan hanya sedikit lebih baik ketimbang rumah di luar cluster. Misalnya, dalam spesifikasi bahan bangunan selain soal keamanan. Bogor

Cluster rumah menengah di Jabodetabek bisa diperoleh di perumahan menengah dan menengah atas. Di Bogor salah satu cluster baru rumah menengah di perumahan menengah adalah Rasamala (4 ha) yang dilansir akhir Januari 2007. Cluster ini menarik karena berada dalam perumahan berskala besar CitraIndah (600 ha), dan Jonggol, menyediakan RSH seharga Rp42 juta.

Kalau Rasamala berada di perumahan menengah, cluster Ontario (4 ha) yang juga diluncurkan akhir Januari, di dalam perumahan menengah atas berskala luas Kota Wisata (750 ha), Cibubur. Sama dengan Rasamala, rumah yang akan dibangun di Ontario sekitar 180 unit. Cluster bisa diakses sama baiknya dari Jl Transyogi atau Jl Narogong.

“Jadi, cocok untuk mereka yang bekerja di Jakarta atau kawasan industri di Tambun, Cileungsi, dan Gunung Putri,” ujar Hogeny, Manajer Promosi Kota Wisata. Sesuai dengan kualitas perumahan yang lebih tinggi dengan lokasi lebih dekat ke pintu tol Cibubur, harga rumah di Ontario yang bergaya minimalis juga jauh lebih mahal. (Lihat tabel).

Tidak jauh dari Ontario ada cluster Meadows (7 ha) yang dilansir PT Sinar Bahana Mulya di CitraGran (300 ha), perumahan berskala luas lain di Cibubur. Rumah yang ditawarkan 200 unit. Tipe, harga, dan gayanya serupa dengan rumah di Ontario . “Kami meluncurkan lagi rumah 200 jutaan karena itulah yang sedang diminati orang,” kata Ida Prastini, Marketing Manager CitraGran.



Depok


Di wilayah ini Depok Majaraja menawarkan cluster baru rumah menengah (cluster Nirwana) akhir November 2006. Rumah yang dipasarkan bernuansa minimalis, mulai dari tipe 38/78. Depok Maharaja satu-satunya perumahan di Depok yang dilengkapi pusat perbelanjaan sendiri. Lokasinya terbilang dekat ke stasiun Depok Baru yang disinggahi kereta ekspres. Juga dengan bakal jalan tol Antasari-Depok-Bojong Gede. Suasana perumahan sudah ramai. Di sekitar perumahan ada RSUD, sekolah, dan pasar tradisional.

Perumahan lain yang juga sudah ramai dan dekat dengan stasiun Depok Lama, adalah Permata Depok Regency. Hanya perumahan di Jl Citayam ini belum melansir cluster barunya meskipun sudah disiapkan dan sudah diberi nama Emerald. Rumah yang akan ditawarkan bergaya minimalis dan mediterania.



Tangerang


Di Tangerang perumahan yang melansir cluster baru rumah menengah antara lain Puri Jaya di Pasar Kemis. Yang dilansir tiga kawasan sekaligus dengan rumah kecil bernuansa modern minimalis: Taman Lagoon, Taman Emerald, dan Graha Batavia. Lokasinya terpencar-pencar karena pembebasan tanahnya juga sporadis dan belum sempat disatukan.

Taman Lagoon (5 ha) yang akan membangun 400 rumah tipe 22/72 dan 36/72, misalnya, di Jl Raya Cikupa. Di tengah cluster ada situ alam seluas 300 m2. Sementara Taman Emerald (2,5 ha) sekitar satu kilometer dari Taman Lagoon, memasarkan rumah tipe 36/84 dan 45/120. Sedangkan Graha Batavia (5 ha) di Jl Raya Mauk, dengan tipe dan harga sama dengan Taman Emerald. “Cluster ini bisa dikembangkan hingga 10 hektar,” kata Arif Budisantosa, Manager Marketing Puri Jaya.

Pilihan lain Taman Royal (130 ha) di Jl KH Hasyim Ashari, yang melansir cluster Palem. Lokasinya di bagian belakang kawasan perumahan sehingga bisa juga diakses dari Jl Benteng Betawi, dan hanya beberapa ratus meter dari terminal bus Benteng Betawi atau stasiun Poris. Tahap pertama dipasarkan 100 unit. Terdiri dari tipe 33/75, 38/84, dan 42/90.

Kemudian Metro Permata di Jl Karang Mulya, Ciledug, yang memasarkan kawasan baru di blok J9. Meskipun tidak disebut cluster, blok itu hanya memiliki satu pintu masuk dan keluar. Empat tipe dipasarkan: 50/78, 65/91, 90/78, dan 98/91. Setiap tipe hanya dibangun 10 unit sehingga dalam satu blok ada 40 unit. Semuanya bergaya mediterania. Yang berharga Rp200 jutaan hanya tipe 50/78.



Bekasi

Di Bekasi perumahan menengah atas berskala luas Grand Wisata (1.100 ha) melansir cluster baru rumah menengah Water Garden (6,6 ha) di distrik Celebration Lake . Tipe dan harganya sama dengan rumah di cluster baru CitraGran dan Kota Wisata. Hanya gayanya yang berbeda: minimalis art deco.

Pilihan lain Mediterania Regency Cikunir (30 ha) yang melansir cluster rumah menengah awal Februari 2007 sebanyak 110 unit, mulai tipe 48/105 – 55/144. Yang dijual Rp200 jutaan tipe 48/105. Menurut Sujarwo, Marketing Manager Mediterania Regency Cikunir, pasar butuh rumah di bawah Rp300 juta.

“Di segmen itu pasarnya timpang. Permintaan cukup banyak, suplainya terbatas,” kata mantan Branch Manager BCA itu. Ia menambahkan, yang ditawarkan di cluster baru tak bernama itu adalah konsep rumah tumbuh: bangunan kecil, kaveling luas. “Jadi, kalau mau menambah kamar, space -nya tersedia,” ujarnya. Ada juga Taman Cikas yang Desember lalu menawarkan 150 rumah bernuansa minimalis di cluster baru Caladium B (1,5 ha), seharga mulai dari Rp193 juta/unit. Yoenazh, Joko, Samsul, Pras, Amel


Foto: Suasana CitraGran

Menikmati Fasilitas Memadai


Cluster rumah menengah di dalam perumahan menengah atas berskala luas menarik dipilih. Pasalnya, meskipun cluster tidak dilengkapi fasilitas sendiri, fasilitas di dalam perumahan memadai. Penghuni cluster Rasamala misalnya, bisa menikmati aneka fasilitas di CitraIndah yang sudah dihuni 3.000 KK, mulai dari sekolah, ruko, klinik, apotik, kolam renang, lapangan olah raga, dan lain-lain. Tersedia juga feeder busway dari perumahan ke Jakarta .

Begitu pula penghuni cluster Ontario di Kota Wisata dan Water Garden di Grand Wisata. Tidak memiliki fasilitas sendiri, tapi leluasa menikmati fasilitas di dalam perumahan yang lebih dari cukup. Mulai dari sekolah sampai area wisata dan feeder busway. Mungkin belum semua terbangun. Tapi, itu hanya soal waktu.

Bahkan CitraGran dilengkapi pusat perbelanjaan megah, selain ruko modis untuk area hang out seperti kafe dan resto, dan club house. Jadi, penghuni cluster Meadows tidak perlu keluar perumahan untuk memenuhi semua kebutuhannya. Selain itu kualitas pengembangan cluster rumah menengah di perumahan berskala besar, sama baiknya dengan cluster rumah menengah atas.

Hanya khusus untuk cluster dalam perumahan sederhana dan menengah, calon konsumen perlu juga memikirkan kemungkinan biaya pengelolaan yang harus dikeluarkan kelak. Misalnya, untuk biaya petugas keamanan, perawatan taman dan selokan. Kalau tidak rumah dalam cluster mungkin tidak punya nilai lebih apa-apa.

Rumah cluster merupakan investasi yang sangat menguntungkan

Seiring larisnya hunian berkonsep cluster dan townhouse, membuat banyak pengembang mendompleng dua nama ini untuk menjual rumah. Apa beda keduanya.
Terkadang arti sebuah konsep hunian menjadi rancu seiring perkembangan waktu dan permintaan pasar. Konsep tersebut biasanya ditinggalkan dan namanya hanya dijadikan merk untuk menjadi daya tarik pasar. Hal inilah yang terjadi pada konsep cluster dan townhouse yang belakangan menjadi fenomena di sub sektor properti hunian.
Cluster merupakan konsep perumahan tertutup (cluster) yang hanya menggunakan satu akses (gate) untuk keluar dan masuk. Penerapan satu akses ini memungkinkan semua mobilitas yang terjadi di dalam cluster tersebut dapat dipantau oleh petugas keamanan.
Konsep perumahan seperti ini dinilai pengembang dan konsumen lebih aman. Terbukti pada saat kerusuhan 1998 terjadi, perumahan dengan sistem cluster nyaris tak tersentuh para perusuh dan penjarah. Inilah yang kemudian membuat sistem cluster banyak diminati konsumen menengah, karena dinilai lebih memberi rasa aman. 
Akan tetapi belakangan ini konsep cluster menjadi bias. Pasalnya, banyak pengembang mengklaim mengembangkan perumahan cluster, tetapi tanpa mengindahkan konsep dasar dan syarat-syarat sebuah cluster. Nama “cluster” pun akhirnya hanya dijadikan merk dagang yang dipercaya mampu mendongkrak penjualan sebuah proyek perumahan.
Awalnya untuk EkspatriatFenomena lain yang terjadi di sub sektor hunian adalah rumah bandar alias townhouse. Seperti juga cluster, konsep hunian  townhouse belakangan ini marak berkembang.
Townhouse dengan mudah bisa ditemukan di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta dan utamanya di kawasan Jabodetabek. Menurut Milda Z. Abidin, Manager Research & Consultancy, Strategic Advisory Group PT. Procon Indah, pertimbangan pengembang dalam membangun townhouse, adalah luas lahan yang diperlukan tidak terlalu besar. Dengan demikian, biaya yang dikeluarkan untuk pembelian dan pengembangan lahan serta perencanaan konsep desain tidak terlalu besar jika dibandingkan membangun kompleks perumahan.
“Selain itu, semakin terbatasnya lahan kosong di kota Jakarta membuat konsep townhouse yang efisien dalam penggunaan tanah lebih mudah dikembangkan dibandingkan dengan kompleks perumahan yang umumnya memerlukan luas lahan lebih besar,” kata Milda.
Sejatinya, townhouse adalah kompleks perumahan yang terletak di dekat pusat kota dengan unit terbatas yang memiliki fasilitas cukup lengkap, seperti kolam renang, club house, jogging track, ruang terbuka hijau, memiliki sistem keamanan yang baik, dan umumnya memakai sistem tertutup dengan satu akses (cluster).
Keberadaan rumah bandar di Jakarta, awalnya untuk memenuhi permintaan dari ekspatriat. Saat ini, townhouse berkembang menjadi proyek perumahan bergengsi dan eksklusif. Inilah yang kemudian membuat rumah di lingkungan townhouse harga jualnya lebih tinggi dibandingkan dengan perumahan pada umumnya.
Jadi Nama Generik
Seperti juga dengan konsep cluster, kini konsep townhouse pun semakin sumir. Bahkan tidak jarang townhouse disamakan dengan cluster perumahan. Bagi Benjamin Ginting, townhouse sudah pasti berbeda dengan cluster. Townhouse berdiri sendiri bukan bagian dari pengembangan suatu kawasan, sementara cluster adalah bagian dari pengembangan suatu kawasan,” jelas Benjamin dengan memberi contoh cluster-cluster yang ada di BSD City.
Dari tingkat kenyamanan, lanjut Benjamin, townhouse lebih nyaman dibandingkan dengan cluster. “Townhouse dibuat dengan limited stock, sementara cluster lebih banyak unit rumahnya,” katanya. Hanya saja pengertian townhouse belakangan sudah bergeser menjadi nama generik. Banyak pengembang mengklaim membangun townhouse meski tidak didukung oleh fasilitas yang mencirikan sebuah townhouse.  “Bahkan ada pengembang yang mengatakan membangun townhouse di bawah apartemen,” kata pengamat properti PSPI ini.
Menurut Milda, ada beberapa hal yang membedakan townhouse dengan perumahan berkonsep cluster, seperti lokasi, konsep, sistem keamanan, jumlah unit, fasilitas, harga, target pasar, dan desain rumah (lihat tabel). Yang menarik dari hunian berkonsep townhouse adalah desain arsitekur yang umumnya selalu mengacu pada tren desain terkini dan modern. “Sebagai contoh, tren konsep desain minimalis banyak menjadi dasar pengembangan townhouse di Jakarta Selatan,” ujar Milda. ANTO ERAWAN, HARYANTO/Foto : REIZA. SUMBER : MAJALAH BISNIS PROPERTI EDISI JUNI 2009
Perbedaan Town house dengan Rumah Cluster : Lihat Detilnya DI Majalah Bisnis Properti edisi Juni 2009
Foto : CLUSTER BAYU NIRWANA : Nama Cluster Dijadikan Merk Dagang untuk Mendongkrak Penjualan

Rumah cluster "Orangeville" di kawasan sentra bisnis jakarta barat

Akan dibangun sebuah cluster yg nyaman dan strategis yg berlokasi di sentra primer jakarta barat, yang berdekatan dengan fasilitas umum seperti RCTI,mall puri, rumah sakit Siloam, Carefour,hypermart, walikota jakarta barat dan pastinya dengan tol Jakara-Merak, semua ini rrata-rata dapat ditempuh 15 menit.Dapatkan segera kepemiikan rumah di orangeville karena merupakan investasi yg paling berharga untuk di wilayah jakarta barat yg terus berkembang menjadi sentra bisnis yang tidak kalah dengan sentra bisnis lainnya. Dapatkan segera infonya di telp : 081911101577 (meity)

Jumat, 21 Oktober 2011

Trend investasi rumah cluster

Mengamati perkembangan dunia properti sekarang ini dalam memenuhi kebutuhan akan rumah tinggal baik digunakan sendiri ataupun untuk investasi ternyata "rumah cluster" saat ini banyak  sekali diminati oleh masyarakat.

Apa yang dimaksud rumah cluster? "Rumah cluster adalah sejumlah rumah yang berada dalam suatu lingkungan yang dibatasi oleh pagar yang tinggi dengan sistim pengamanan yang baik, misalnya tesedia pos satpam dan untuk di dalam lingkungannya sendiri didesain masing-masing rumah yg tanpa pagar"


Mengapa trend rumah cluster ini berkembang sangat pesat? Pertimbangannya adalah :
  1. Biasanya lokasi  rumahcluster ini berada di pusat kota ataupun pusat kegiatan bisnis atau kerja, dan ini sangat menolong mobilitas masyarakat karena kemacetan lalu lintas terjadi di hampir seluruh penjuru kota-kota besar.
  2. Lokasi rumah cluster ini biasanya berada di area lokasi hunian yang sedang berkembang pesat sehingga sangat baik bagi para investor ataupun end user untuk menanamkan dananya di properti jenis ini.
  3. Penghuni cluster secara psikologis merasakan bahwa tinggal di rumah cluster ini memiliki gengsi yang lebih tinggi dibanding dengan rumah di komplek perumahan pada umumnya..
  4. Logika berpikir bahwa membeli rumah langsung di atas tanah (landed house) lebih berharga daripada menanam investasi dalam bentuk bangunan seperti kepemilikan apartemen.
  5. Percaya atau tidak rumah cluster ini mengakomodasi "niche market" penghuni rumah yang butuh gengsi seperti di apartemen tapi tidak nyaman tinggal di hunian yang berada di ketinggian.